Translator

121

HiStats

About

About

Labels

slider

Recent

Navigation

Essential Oil And Carp Bait

Essential oil, kalau dibahasa Indonesiakan itu ialah atsiri atau minyak terbang, disebut minyak padahal bukan 'minyak'

Minyak / oil organik yang sebetulnya itu disusun dari asam lemak misalnya asam palmitat, asam stearat, asam laurat, asam miristat dan sebagainya.
Sedangkan kandungan suatu atsiri ini bisa dari ratusan zat yang berasal dari perubahan zat kimia yang disebut hidrokarbon.
Zat yang terjadi ialah golongan terpen (monoterpene, diterpen, sesquiterpen) banyak macam ester, banyak jenis aldehid, banyak ragam keton, macam-macam alkohol, kumpulan fenol dan oksida.
Dengan berbagai macam bahan kandungan itu, maka atsiri banyak digunakan untuk berbagai macam tujuan, misalnya sebagai :

  1. Pengobatan, karena mempunyai sifat detoksifikasi buat racun, antibiotik, antivirus, antiparasit, efek penenang, buat BAK, panas, perangsang nafsu makan, pelega nafas dan sebagainya, maka sering digunakan sebagai aroma terapi dan pengobatan herbal.
  2. Penyedap pada kuliner, membuat citarasa - sensasi makanan yang khas, sehingga disebut spices / rempah-rempah.
  3. Sebagai parfum, karena memberikan aroma atau harum yang khas.
Tapi juga bisa jadi RACUN, karena pada pengobatan itu ada dosis optimalnya, kalau berlebihan akan menjadi overdosis, terutama buat atsiri yang punya efek 'membunuh', misalnya efek antibiotik, antiparasit, antivirus, antijamur, antikanker.

conto ikan yg mati karna over dosis
Maka atsiri sering digunakan untuk repelen, obat pengusir serangga, pengawet kayu, racun ikan (tuba) dsb.

Penggunaan buat umpan ikan itu, yang terdata dipakai pemancing ialah sejak tahun 1987, itu tidak termasuk yang digunakan secara tradisionil untuk menangkap ikan.

Atsiri dalam umpan itu bisa sangat menguntungkan, karena efek yang merangsangnya, juga sifatnya yang bisa oilbase dan waterbase dan kegunaan atau fungsi-fungsinya tadi.

Atsiri yang banyak dipakai oleh pemancing Barat dan sudah dibuat dan dijual sebagai perangsang ialah atsiri dari cengkeh, cengkeh Madagaskar, Juniper Berry, jahe, geranium, sinamon, lada hitam, Bergamot, timi, minyak kayu putih, ylang ylang (kenanga), mint, pala, bawang, bawang putih, casia, jeruk, coriander, anggur, Parsley, asafoetida, fennel dan lain-lain.

Di kita lebih banyak lagi, ada sereh, salam, nilam, usar, katilayu, walanggeni, alang-alang, melati, kamboja... wah segala macam atsiri ada di negara tercinta ini.

Pemancing kolam di Indonesia, yang banyak memakai oplosan, juga oplosan atsiri itu di kolam Galatama, disini ikannya C&R dan tidak punya pilihan lain, sehingga harus makan umpan yang ditentukan, ikan lama-lama "jadi'... tubuhnya mulai resisten terhadap dosis yang sebetulnya 'overdosis'

Ini sebetulnya kurang ideal untuk ikan "baru" di mancing harian

Memang sih.... kita ngga akan tahu... KW atsiri yang kita pakai, tetapi sepertinya tetap menjaga jangan overdosis, tetap di dosis 3-5 tetes untuk per kilogram umpan, dan mulailah dengan dosis kecil aja.

Memang ada suatu kebiasaan yang ngga masuk akal, kalau ikan ngga makan umpan... yang ditambahkan itu ialah oplosan atsirinya, bukan oplosan lainnya atau emulsifier atau nilai gizi diperbaiki atau menambah jenis atraktan lain, misalnya atraktan gerakan.

Kerugian atsiri dosis tinggi ialah... karena atsiri itu sifatnya juga OB dan WB, maka bisa jadi kadar di air malahan melebihi sensasi umpan, membuat umpan sulit ditemukan, apalagi oplosannya memakai banyak minyak karier dan kalau terbawa arus... bisa rame-rame membuat lapak 'zonk'

Kerugian lainnya ialah untuk yang punya kolam... ikan-ikan baru, yang belum terbiasa dengan atsiri, belum resisten, tetap akan memakani serpihan umpan yang berserakan... bisa membuatnya menjadi sakit bahkan jadi gugur.


Maka tulisan ini dibuat supaya hati-hati dengan dosis atsiri, mungkin yang harus diperbaiki dulu ialah nilai gizinya, atraktan OB - WB yang bukan atsiri dan atraktan jenis lain.






Share
Banner
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Post A Comment:

0 comments: