Rempah-rempah atau bumbu didefinisikan sebagai "produk sayuran atau campurannya” yang bebas dari masalah bahan asing, digunakan untuk penyedap / bumbu, pewarna dan untuk aroma alamiah pada makanan. Bisa masih segar atau sudah dikeringkan. Maka seharusnya bersifat “food grade” tidak beracun, kecuali alergi terhadap beberapa senyawa yang ada dalam kandungannya.
Herbal adalah subset dari rempah-rempah juga, dapat berasal dari daun segar atau kering, tapi akan ada perbedaan penggunaan antara rempah-rempah dan herbal, yang seringkali kaitannya dengan pengobatan atau pengharum. Maka menjadi tidak begitu aman lagi (“food grade”) harus sesuai dengan aturan organisasi standar internasional (ISO) ini menyangkut penggunaan pestisida, herbisida, proses pengeringan, pengemasan dan sebagainya.
Minyak atsiri/minyak essensial/minyak terbang merupakan suatu ekstrak yang juga berasal dari sumber-sumber tanaman itu, bisa dihasilkan sebagai proses utama melalui penyulingan, destilasi atau melalui beberapa proses perantara melalui pelarutan sementara dengan cairan pelarut yang kemudian akan dipisahkan kembali dari cairan itu. Bahan-bahan untuk minyak atsiri bisa berbeda dengan rempah-rempah atau herbal, karena penggunaannya yang lebih luas. Suatu minyak atsiri tersusun dari ratusan bahkan ribuan senyawa, yang dapat dipakai seluruhnya atau dipilihi hanya senyawa-senyawa yang berguna untuk tujuannya.
Minyak atsiri bisa ditujukan untuk industri aroma bagi kuliner, rokok dan sebagainya. Untuk kepentingan pribadi, kebersihan dan kesehatan mulut, maka penting untuk industri parfum, sabun, cream, spray, pasta gigi. Untuk kepentingan farmasi, untuk obat antivirus, antimikroba, antiparasit, anti jamur, kanker dan pada hewan. Untuk keperluan industri lain, misalnya kertas, cairan pembersih, minyak pelumas, plastik dan sebagainya.
Bahan-bahan yang dipakai untuk rempah-rempah, herbal dan minyak atsiri dapat berasal dari:
- Biji dan buah, misalnya allspice (pimenta), pala, kardamon, merica, vanilli dan sebagainya.
- Bunga dan kuncup, misalnya cengkeh, melati, kenanga, kamboja, geranium, mawar dan sebagainya.
- Daun dan batang, misalnya nilam, sereh, salam, pandan, kemangi, permen mints, oregano, parsley, rosemari, timi dan sebagainya.
- Akar dan rimpang, misalnya kunyit, jahe, bawang, bawang putih, lobak, wasabi, lengkuas, usar, alang-alang dan sebagainya.
- Kulit, kayu dan resin (getah), misalnya kayu manis, kasia, katilayu, kemenyan dan sebagainya.
Pala (Myristica fragrans) Kandungan utamanya ialah ;
- Sabinene atau Camphene (50)%
- Pinene (20%)
- Dipentene (8%)
- D-Linalool (6%)
- D-Borneol (6%)
- I-Terpineol (6%)
- Geraniol (6%)
- Myristine (4%)
- Safrole (0.6%)
- Eugenol (2%)
- Iso Eugenol (2%)
Pinene merupakan monoterpene dengan 2 cincin dan ada 2 bentuk yaitu alfa dan beta, banyak ditemukan pada getah pinus (kandungan resin atau terpentin), merupakan salah satu bahan pembuatan parfum, beberapa serangga juga menghasilkan pinene sebagai komunikasinya dan bahan pembentuk camphene atau kamper. Bersifat antibiotika, antiviral, antiparasit, karena itu ada efek toksik dan Odor life cukup panjang.
Larut di alkohol dan minyak karier, kurang larut di air Ambang deteksi di air alfa pinene = 6 ppb, betapinen = 160 ppb
Post A Comment:
0 comments: